Abstrak
Perkembangan dunia Sistem Informasi yang berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) senantiasa bergerak melampaui industrinya
sendiri. Dinamika dan pengembangan kekayaan intelektual dan intelegensi
buatan (artificial intelegence) adalah salah satu faktor pendorong
utama Sistem Informasi yang dapat dilihat dalam dunia nyata pada hampir
semua sektor kehidupan selain tekniknya itu sendiri termasuk
pendidikan, sosial, budaya, ekonomi, militer, politik dan terlebih lagi
adalah perannya mendorong perkembangan bisnis lokal hingga global.
Diantara para pelaku dan pemungkin (enabler) terjadinya perkembangan
pesat ini, adalah satu pelaku yang muncul sebagai manifestasi baru
dalam bisnis dan industri TIK itu sendiri, yaitu alih daya (outsourcing)
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Makalah ini mencoba melihat dan
memahami perannya yang sudah menjadi tren yang tidak dapat dihindari
apalagi dipungkiri, tetapi justru dia adalah sebuah strategi yang jitu
dalam menekan dan mengontrol biaya operasional Sistem Informasi, serta
membantu manajemen untuk lebih fokus dalam menangani dan mengembangkan core business nya.
Kata kunci: sistem informasi, teknologi informasi komunikasi, alih daya
Perkembangan dunia Sistem Informasi yang berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) senantiasa bergerak melampaui industrinya sendiri.
Dinamika dan pengembangan kekayaan intelektual dan intelegensi buatan
(artificial intelegence) adalah salah satu faktor pendorong utama Sistem
Informasi yang dapat dilihat dalam dunia nyata pada hampir semua sektor
kehidupan selain tekniknya itu sendiri termasuk pendidikan, sosial,
budaya, ekonomi, militer, politik dan terlebih lagi adalah perannya
mendorong perkembangan bisnis lokal hingga global.
Sistem informasi adalah satu set prosedur yang mengumpulkan atau
mengambil, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk
mendukung pengambilan keputusan dan kontrol. Sehingga memahami sistem
informasi, bagaimanapun, membutuhkan seseorang untuk memahami
permasalahan yaitu yang dirancang untuk dipecahkan, solusi arsitektur
dan desain, dan proses organisasi yang untuk mencapai solusi ini
(Laudon, 2002). Meskipun dapat dikatakan relatif masih pagi bagi
Indonesia dalam penggunaan teknologi informasi, namun perkembangannya
yang sangat pesat memaksa dunia bisnis merubah kultur dan strategi
usahanya. Hari ini dapat dilihat bagaimana media elektronik dijadikan
salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis, yaitu
dengan menggunakan internet.
Diantara para pelaku dan pemungkin (enabler) terjadinya perkembangan
pesat ini, adalah satu pelaku yang muncul sebagai manifestasi baru
dalam bisnis dan industri TIK itu sendiri, yaitu alih daya (outsourcing)
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Alih daya (outsourcing) sebagai pemungkin (enabler)
terjadinya dinamika dan perkembangan yang pesat pada hari ini menjadi
topik pembahasan atas permasalahan saat ini. Dibalik keutamaan dan
kekurangannya, alih daya tidak dapat dipungkiri dan telah banyak dipilih
menjadi strategi perusahaan dalam menekan dan mengontrol biaya
operasional. Sebuah pemahaman yang mendasar tentang alih daya menjadi
landasan pengambilan keputusan strategi ini, yaitu bahwa alih daya
adalah suatu tindakan penyerahan atau pendelegasian hanya sebagian
pekerjaan suatu perusahaan kepada perusahaan lain. Oleh karena itu
menjadi sebuah gagasan yang penting untuk dapat lebih memahami dan
menganalisa lebih mendalam mengenai aspek kontribusi dan perannya, serta
nilai positif dan negatifnya.
Perkembangan dan Peluang IT Outsourcing
Kemampuan dan keahlian bidang IT mengalami lompatan yang jauh dan
sampai kepada fase spesialisasi keahlian yang memasuki industrialisasi
tersendiri ketika keahlian tersebut dapat ditransfer atau dipindahkan
kegunaan layanannya kepada entitas atau perusahaan lain, yaitu berupa IT outsourcing. Dalam sejarah perkembangannya, suksesnya IT outsourcing
ditandai pada tahun 1985 ketika sebuah proyek mercusuar Kodak dengan
mengalih dayakan layanan IT nya kepada partner usahanya dibidang jasa
layanan teknologi informasi (Fjermestad, Saitta, 2005).
Pada awalnya tujuan dari IT outsourcing adalah untuk menekan biaya operasional, khususnya biaya upah tenaga kerja di fungsi IT. Dalam perkembangannya IT outsourcing
menemukan tujuan yang lebih strategis secara alamiah, yaitu
meningkatkan keunggulan kompetitif didalam bisnis. Dan dalam hal ini
kerjasama atau kolaborasi yang strategis menjadi salah satu faktor
kesuksesan IT outsourcing. Dia tidak lagi hanya sebatas kontrak
kecil membangun software aplikasi atau sistem, tetapi menjadi
pengendali operasi IT secara keseluruhan.
Menurut Fjermestad dan Saitta, faktor-faktor kesuksesan IT outsourcing
telah dibangun menjadi sebuah keranka strategis yang sangat berguna
dalam pengambilan keputusan dan perencanaan bagi seorang manajer IT.
Faktor-faktor kesuksesan tersebut adalah terdiri dari beberapa element
sebagai berikut :
- Keselarasan dengan strategi bisnis
- Dukungan manajemen
- Budaya
- Infrastruktur
- Kontrak
- Kemitraan strategis
- Pengelolaan
- Ekonomi
Kedelapan komponen ini diintegrasikan menjadi sebuah siklus terpadu
dalam mencapai tujuan strategis yang lebih dari sekedar menekan biaya,
yaitu membangun kesadaran organisasi bahwa selain dari efisiensi biaya
yang menentukan kesuksesn IT outsourcing adalah kualitas layanan dan kompetensi. Maka dalam perkembanganya kerangka model IT outsourcing menempatkan biaya dan kualitas sebagai episentrum dari siklus terpadu tersebut.
Melihat pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini yang telah berhasil
mempertahankan tingkat pertumbuhannya dengan iklim usaha yang kondusif
dan kepercayaan investor, maka potensi kompetensi dan keunggulan
kompetitif dari IT outsourcing terbuka luas. Salah satu pilar
penopang pertumbuhan tersebut yang ditengarai memperkokoh pertumbuhan
tersebut adalah pertumbuhan usaha tingkat kecil dan menengah (UKM) yang
semakin berkembang dan menguat. Pada perspektif ini para pelaku dan
pemilik kekayaan intelektual di bidang IT dapat menangkap peluang dengan
menjadi sebuah organisasi bisnis skala kecil yang berkolaborasi dengan
perusahaan-perusahaan besar di industri yang sudah mapan melalui akses
sebagai IT outsourcing. Sebagai contoh, persaingan yang ketat
dalam industri agribisnis karet memaksa perusahaan-perusahaan besar
pelakunya harus meningkatkan produktifitasnya, kepekaan menangkap
peluang, dan kreatifitas mengembangkan produknya. Sementara pada aspek
operasional mereka juga harus meningkatkan efisiensi dan efektifitas
usaha di semua lini produksi yang terpencar di berbagai daerah di
seluruh Indonesia agar menjadi sebuah jaringan yang terintegrasi dan
handal. Maka peluang IT outsourcing sangat terbuka luas dalam pengembangan dunia sistem informasi untuk dijadikan bisnis masa depan.
Model Bisnis IT Outsourcing
Peluang bisnis yang terbuka luas bagi bisnis IT outsourcing
tidak serta merta menjamin kelancaran roda bisnis dan kesuksesannya
tanpa diarahkan oleh kerangka dan model bisnis yang jelas dan
menguntungkan. Pada saat ini tidak ada keraguan lagi bahwa IT outsourcing telah menjadi pilihan yang jelas untuk sebagian besar perusahaan. Secara garis besar ada dua model utama dalam bisnis IT outsourcing, yaitu sebagai berikut :
- Model Tradisional
Dimana perusahaan memperkerjakan tenaga ahli dengan kompetensi tinggi
di bidang IT untuk memegang operasional dan pengembangan fungsi sistem
informasi. Mereka ditempatkan pada unit bisnis yang sesuai dengan
struktur organisasi yang ada dengan honor atau gaji sebagai tenaga tidak
terikat secara organisatoris didalam perusahaan. Pada model ini IT outsourcing hanya sebagai sumberdaya teknis daripada vendor jasa IT.
- Model Managed Service
Bisnis yang diterapkan dalam bisnis ini bukan lagi menempatkan hanya
tenaga kerja ahli dalam fungsi pengelolaan IT di sebuah perusahaan,
tetapi lebih besar daripada itu yaitu menyediakan sebuah sistem yang
selektif yang dibangun dengan baik, dipelihara dan didukung. Model ini
lebih bersifat kemitraan atau pemasok yang menjamin layanan sesuai
dengan infrastruktur dan aplikasi atau sistem yang dibutuhkan.
Nilai Lebih dalam Bisnis IT Outsourcing
Perusahaan-perusahaan memutuskan untuk mengalihdayakan layanan IT nya karena mereka meyakini bahwa vendor IT outsourcing memiliki keunggulan biaya produksi yang efisien. Efisiensi yang dicapai oleh vendor IT outsourcing
tergantung dari keuntungan ekonomis yang didapat dari kemampuannya
membangun sebuah kompetensi inti yang lengkap, sehingga secara skala
ekonomis dia dapat memberikan nilai lebih sebagai sebuah bisnis (Levina,
Ross, 2003).
Hubungan dalam Model IT Outsourcing
Menurut Gottschalk dan Saether (2006), hubungan yang terbangun didalam model IT outsourcing
adalah melalui beberapa tahapan, yaitu tahap biaya, tahap sumberdaya,
dan tahap kemitraan sehingga menjadi sebuah hubungan yang baik dan
sempurna. Pertama hubungan fokus pada manfaat ekonomi, kemudian fokus
pada kompetensi dan sumberdaya, dan akhirnya pengembangan norma-norma
dan manajemen kerjasama yang menjadi fokus utama. Pada setiap tahapnya
dilakukan penilaian dan evaluasi terhadap semua variabel hubungan.
Resiko dan Kunci Sukses dalam IT Outsourcing
Dibalik setiap tantangan ada peluang, dan pada setiap potensi keberuntungan tentu ada resiko. Didalam IT outsourcing
pengelolaan resiko menjadi sangat penting dan krusial, karena
menyangkut kelangsungan dan keberhasilan kedua pihak vendor maupun
klien. Vendor IT outsourcing mengelola kepentingan besar dan
utama klien dalam mencapai tujuan usahanya, dan klien memberikan
kesempatan dan ruang hidup bagi vendor. Maka dari perspektif ini mereka
dapat diibaratkan seperti dua rangkaian kereta lokomotif dan gerbong
yang saling terhubung. Gerbong lokomotif tidak dinyatakan berhasil bila
ia berjalan sendiri tanpa membawa tumpangan yang bernilai, dan gerbong
penumpang tidak akan pernah sampai ke tujuan tanpa ditarik oleh gerbong
lokomotif. Dalam ikatan tersebut keduanya menanggung beban dan resiko
masing-masing maupun resiko bersama.
Referensi:
Fjermestad, J., & Saitta, J. A. (2005). A strategic management framework for IT outsourcing: A review of the literature and the development of a success factors model. Journal of Information Technology Case and Application Research, 7(3), 42-60.
Gottschalk, P., & Hans Solli-Sæther. (2006). Maturity model for IT outsourcing relationships. Industrial Management + Data Systems, 106(1), 200-212.
Khan, N., & Fitzgerald, G. (2004). Dimensions of offshore outsourcing business models. Journal of Information Technology Cases and Applications, 6(3), 35-50.
Korrapati, R. B. (2009). Risk and Success Factors in Information Technology (IT) Outsourcing. Allied Academies International Conference.Academy of Information and Management Sciences.Proceedings, 13(1), 31-35.
Kliem, R. (2004). Managing the Risks of Offshore IT Development Projects. Information Systems Management, 21(3), 22-27.
Laudon, Kenneth C. and Jane P. Laudon. 2002. Management Information Systems: Managing the Digital Firm, 7th ed. New Jersey (USA) : Prentice-Hall.
Nelson, C. A. (2009). 10 – Doing Business in The Integrated. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Rottman, J.W. &Lacity, M. C. (2006). Proven Practices for Effectively Offshoiing IT Work. MIT Sloan Management Review, 47(3), 56-63.
New online casino site - LuckyClub
ReplyDeleteNew online casino 카지노사이트luckclub site The site offers you a wide variety of slots and table games. They are also a popular selection of casino games including Blackjack, Roulette,